Kamis, 31 Januari 2013

Pemecah Batu

Ada seorang anak muda yang bermimpi menjadi orang sukses, karena itu ia meninggalkan kampung halamannya dan merantau hingga jauh di negeri orang.
Ia tiba di negeri yang jauh, kehabisan uang dan ia tidak mengenal seorang pun di negeri asing itu. Namun ia tidak berputus asa dan tidak mencampakkan mimpinya untuk mencapai suses mulia. Dengan sikap seperti itu ia teringat pembicaraan yang didengarnya dari sesama penumpang kapal laut, bahwa Perdana Menteri negeri ini sangat memperhatikan orang-orang muda yang ingin maju dan sukses.
Maka pergilah anak muda ini menemui Perdana Menteri. Ternyata di aula kediaman Perdana Menteri telah dipenuhi orang-orang yang datang meminta pekerjaan seperti dirinya.
Tak lama kemudian seorang pegawai Perdana Menteri menemui mereka dan menjelaskan pekerjaan yang tersedia saat itu hanya pekerjaan yang tidak penting, di antaranya pembantu di dapur, bagian kebersihan, perawat kuda dan pemecah batu.
Pemuda itu mendapatkan pekerjaan sebagai pemecah batu.

Keesokan harinya bersama sejumlah pemecah batu lain ia berangkat ke pebukitan yang jauh. Di sana mereka ditunjukkan batu yang besar-besar dan masing-masing diberikan tugas memecah batu itu hingga menjadi batu-batu kecil untuk bahan membangun istana raja.
"Masing-masing pekerja harus memecahkan satu bongkah batu raksasa ini. Kalian akan diberi makan tiga kali sehari dan tempat bermalam, tapi upah sepuluh tail hanya diberikan kepada yang telah menyelesaikan pekerjaannya akhir bulan nanti." Demikian pegawai Perdana Menteri memberikan penjelasan. Setelah itu ia meninggalkan orang-orang itu untuk melaksanakan tugasnya.
Hari pertama para pemecah batu bekerja dengan semangat. Hari kedua hingga hari ketujuh mereka masih semangat dan menertawakan anggota rombongan sebelumnya yang sudah loyo dan mendumel panjang lebar. Memasuki minggu kedua mereka sendiri pun ikut berkeluh-kesah dan bekerja tanpa semangat.

Hari berlalu tanpa terasa sebulan sudah sang pemuda dan rekan-rekan senasibnya bekerja memecah batu di pebukitan itu. Seperti dijanjikan sebelumnya, akhir bulan pegawai Pedana Menteri datang dan mendapati belum seorang pun layak mendapatkan upah sebab pekerjaan mereka belum selesai. Namun ketika ia memperhatikan apa yang dilakukan pemuda perantau itu ia merasa tertarik. "Apa yang kau lakukan?" Tamya pejabat itu.
"Saya sedang membebaskan bidadari cantik dari dalam bongkahan batu ini."
"Hah, apa maksudmu?" Tanya pejabat itu lagi.
"Tuan, saya datang dari tempat yang jauh ke negeri ini untuk mewujudkan impian-impian besar saya. Saya tidak bercita-cita menjadi buruh kasar tapi saya sangat menghargai dan bersyukur mendapatkan pekerjaan ini, makan sehari tiga kali dan tempat bernaung. Jadi sejak hari pertama saya bekerja dengan hati gembira dan penuh syukur. Ketika saya bermaksud menghancurkan batu ini menjadi batu-batu kecil, tiba-tiba saya melihat bayangan bidadari cantik, saya memperoleh inspirasi untuk memahat sebuah patung yang indah sebagai tanda terima kasih kepada Perdana Menteri."
Pegawai istana Perdana Menteri sangat terkesan, demikian pula halnya Perdana Menteri sendiri ketika mendengar laporannya.
Sementara itu si pemuda perantau terus memahat dan mengukir. Serpihan-serpihan batu kecil-kecil diberikannya kepada seorang pemecah batu yang sudah tua dan bekerja sangat lambat. Sebulan kemudian ketika pegawai istana Perdana Menteri kembali lagi untuk memeriksa hasil pekerjaan para pemecah batu, ia siap menyerahkan patung bidadari yang sangat indah. Ia tidak saja menerima pembayaran 10 tael seperti dijanjikan, ia juga mendapatkan pekerjaan sebagai pemahat di istana raja negeri itu. Ia memahat patung orang-orang penting dan merekruit banyak murid. Tentu saja ia menjadi terkenal dan kaya raya.

Dan di puncak kesuksesannya, iika ada orang meminta nasihat atau menanyakan rahasia suksesnya, ia selalu menjawab dengan senyum. "Lakukan pekerjaanmu dengan sepenuh hati. Tidak ada pekerjaan yang kurang penting selama kau bisa melakukannya dengan hati riang dan selalu bersyukur. Aku tidak pernah bermimpi menjadi pemecah batu, apalagi untuk seumur hidup, tapi karena hatiku gembira dan aku ingin memberikan yang terbaik, maka aku menemukan inspirasi dan aku ingin sekali menciptakan sesuatu yang hebat dari sebongkah batu dengan sepasang tanganku, itulah awal suksesku."

Nah, teman-teman pembaca, jika kita mau sukses besar jangan pernah meremehkan pekerjaan kita saat ini. Kalau Anda seorang penyapu jalan, jadilah yang terbaik sejagat, demikian kata Martin Luther King. Pejuang persamaan hak asasi manusia dari Amerika Serikat.
Membiasakan melakukan tugas kita sebaik-baiknya, memberikan yang terbaik, cepat atau lambat, pasti kita akan mendapatkan inspirasi menggolkan impian besar kita. Percaya?
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar